Pekerja Batu Di Upau Tewas, Diduga Tewas Tertimpa Batu

Polda Kalsel – Polres Tabalong – Satuan Reserse Kriminal Polres Tabalong yang dipimpin oleh Kasat Reskrim IPTU Danang Eko Prasetyo, S.Sos., M.M., bersama Polsek Upau yang dipimpin oleh Kapolsek IPDA Mateus Torance, S.E. melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan mayat pada Sabtu (05/10) siang.

Kapolres Tabalong AKBP Wahyu Ismoyo J., S.I.K., M.H., M.Tr.Opsla melalui PS Kasi Humas IPTU Joko Sutrisno menjelaskan bahwa mayat tersebut adalah seorang pria bernama Wardi (61) yang berdomisili di desa Pangelak RT.3 kecamatan Upau kabupaten Tabalong

Menurut keterangan para saksi M.Irwansyah, pada Sabtu (05/10) sekira pukul 06.15,  saksi datang ke lokasi menggunakan sebuah mobil truk warna kuning dengan maksud untuk mengangkut batu gunung  yang telah di pecah oleh korban di Gunung Naringgit desa pangelak Rt. 03 Kecamatan Upau.

Saat saksi  sampai di pondok korban, namun korban tidak ada di pondok yang biasa tempatinya,  setelah sekitar 10 menit menunggu, saksi berinisiatif mengecek ke bukit tempat korban biasa nya bekerja menumpuk batu gunung yang sudah di pecah.

Sesampainya dilokasi kejadian,  saksi t melihat korban sudah dalam keadaan terjepit batu yang diduga terjatuh saat korban sedang bekerja.

Saksi kemudian menuruni bukit dan bertemu saksi Suriansyah dan menyampaikan bahwa diatas bukit, saksi menemukan korban dalam posisi terjepit batu dan diduga telah meninggal dunia.

Para saksi kemudian menghubungi Polsek Upau dan penanggulangan Bencana, korban kemudian dibawa ke RSUD .H. Badaruddin Kasim Maburai.

Berdasarkan hasil pemeriksaan luar Pihak medis RSUD H.Badaruddin Kasim Maburai,
Pada bagian kepala terdapat luka robek, berukuran kurang lebih 4 cm di kepala sisi kiri, pada Lengan ditemukan kaku mayat pada kedua buah lengan dan pada bagian Kaki terdapat patah tulang terbuka pada kedua tungkai bawah, pendarahan masih terlihat.

Diduga Penyebab kematian akibat pendarahan akibat patah tulang terbuka di kedua tungkai bawah, diperkirakan korban meninggal dunia lebih dari 12 jam sebelum ditemukan.

Pihak keluarga tidak bersedia dilakukan otopsi dan menerima kejadian yang dialami oleh korban karena musibah dan bersedia membuat pernyataan.

Menurut informasi yang di peroleh , bahwa korban memang sering bekerja sendirian bahkan sampai larut malam.(*)