Polda Kalsel – Polres Tabalong, 13 Februari 2025 – Bagaimana jika pekarangan rumah bukan hanya sekadar halaman kosong, tetapi menjadi sumber pangan yang kaya dan berkelanjutan? Inilah semangat yang digaungkan dalam gotong royong pengolahan lahan pekarangan bergizi di Desa Garagata, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan
Kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mendukung Program Swasembada Ketahanan Pangan Nasional sekaligus persiapan untuk Penilaian Lomba Pemanfaatan Pekarangan untuk Bahan Pangan Bergizi (P2B). Lahan percontohan seluas 360 m² milik Bapak Badarudin disulap menjadi area produktif yang akan ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura.
Turut hadir Bhabinkamtibmas Desa Garagata, AIPDA Rahmatullah, mewakili Kapolsek Jaro beserta anggota Polsek, Kepala Desa Garagata, Midra, dan aparat desa, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Irwan Saputra dan Tokoh masyarakat yang antusias mendukung program ini.
Kapolsek Jaro Iptu Adi Lesmono, S.H, mengapresiasi langkah ini sebagai bukti nyata sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan berbasis lokal.
“Program ini bukan hanya soal menanam, tetapi juga soal membangun kesadaran masyarakat agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. Jika setiap rumah memiliki pekarangan produktif, maka ketahanan pangan di Tabalong akan semakin kuat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Tabalong AKBP Wahyu Ismoyo J., S.I.K., M.H., M.Tr.Opsla, melalui Kasi Humas Iptu Joko Sutrisno, menegaskan bahwa pemanfaatan pekarangan ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi perubahan iklim dan ketidakstabilan pangan.
“Kepolisian mendukung penuh program ketahanan pangan ini. Keamanan dan kesejahteraan masyarakat adalah prioritas kami. Dengan sinergi yang kuat, tantangan seperti perubahan iklim dan serangan hama dapat diatasi bersama,” ujarnya.
Meski penuh harapan, tantangan tetap ada. Beberapa kendala utama yang diprediksi menghambat keberhasilan program ini meliputi Kekeringan akibat El Niño dapat mengurangi ketersediaan air, Hujan lebat berisiko menyebabkan banjir dan merusak tanaman, Suhu udara tinggi bisa memicu kekeringan yang berdampak pada pertumbuhan tanaman.
Ancaman Hama dan Penyakit berupa Serangan hama bisa merusak tanaman dan menurunkan hasil panen, Penyebaran penyakit pertanian yang luas akibat perubahan iklim.
Untuk mengatasi tantangan ini, sejumlah solusi diterapkan diantaranya Pemantauan kondisi lahan secara real-time dengan sensor suhu dan kelembaban, Pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi ekstrem, Penyemprotan pestisida yang terjadwal untuk mengendalikan hama, Irigasi yang efisien guna menjaga ketersediaan air dan Penggunaan penahan angin dan layar pelindung untuk menjaga tanaman dari cuaca ekstrem.
Kegiatan ini bukan sekadar gotong royong biasa, tetapi gerakan menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak, pekarangan rumah bisa menjadi solusi nyata dalam menghadapi ketidakpastian pangan.
Jika satu desa saja bisa memanfaatkan pekarangan untuk pangan bergizi, bayangkan dampaknya jika semua rumah di Tabalong melakukan hal yang sama. Sudahkah pekarangan Anda dimanfaatkan?